5 Fakta Menarik dari Klaten
Kabupaten Klaten merupakan sebuah wilayah yang terletak di provinsi Jawa Tengah, Indonesia, serta menjadi tempat dimana aku dilahirkan. Ibu kota dari kabupaten ini yakni Kota Klaten. Aku sekolah di Klaten mulai dari TK (Taman Kanak-kanak), SD (Sekolah Dasar), hingga SMP (Sekolah Menengah Pertama), yang kemudian aku berpindah ke Kota Semarang untuk melanjutkan ke SMK (Sekolah Menengah Kejuruan).
Memiliki luas daerah sekitar 655,5 Km2 dan terdapat 26 kecamatan di wilayah ini yakni Kabupaten Klaten dengan 23 kecamatan dan Kota Klaten dengan 3 kecamatan. Berbatasan dengan Kabupaten Boyolali di sebelah Utara, Kabupaten Sukoharjo di sebelah Timur, Kabupaten Gunungkidul (DIY) di sebelah Selatan, dan Kabupaten Magelang dan Sleman (DIY) di sebelah Barat.
![]() |
Kecamatan di wilayah Klaten |
Selain itu, Kabupaten Klaten juga memiliki semboyan yakni "Klaten Bersinar" dimana kata "Bersinar" merupakan singkatan dari Bersih, Sehat, Indah, Nyaman, Aman, dan Rapi. Mayoritas penduduknya ber-etnis Jawa, termasuk diriku. Serta memiliki julukan "Seribu Mata Air" dan "Seribu Candi".
Berikut ini beberapa fakta-fakta unik dan menarik lain tentang Klaten yang sudah ku rangkum.
1. Asal-usul Nama "Klaten"
Terdapat 2 versi yang menyebutkan tentang asal muasal dari nama "Klaten"
Versi pertama, nama Klaten berasal dari kata "kelathi" atau berarti "buah bibir". Kata "kelathi" ini kemudian mengalami perubahan penyebutan menjadi "Klaten". Klaten sejak dulu merupakan daerah yang terkenal karena kesuburannya, dan karena kesuburannya sehingga daerah ini menjadi buah bibir.
Versi kedua, nama Klaten berasal dari kata "Mlathi" (berarti Melati) yang berubah menjadi kata "Klathi", sehingga memudahkan ucapan kata "Klathi" berubah menjadi kata "Klathen". Versi ke dua ini berdasarkan dari perkataan orang tua jaman dulu.
2. Kota "Seribu Candi" dan Kota "Seribu Mata Air"
Klaten mendapatkan dua julukan yakni sebagai Kota "Seribu Candi" dan Kota "Seribu Mata Air". Hal ini karena ada banyak candi-candi yang menjadi situs sejarah sekaligus tempat wisata sejarah di Klaten. Beberapa candi yang terkenal diantaranya Candi Sewu, Candi Plaosan, Candi Merak, dan Candi Prambanan.
Selain itu, terdapat juga banyak sumber mata air atau umbul di daerah ini. Hal ini juga tidak lepas dari kondisi geografis yang terletak di dekat pegunungan. Beberapa contohnya yakni Umbul Ponggok, Umbul Manten, Umbul Cokro, dll.
3. Produk-produk Unggulan
Sebagai upaya Kabupaten Klaten agar terus maju, mandiri, dan berdaya saing, terdapat beberapa produk unggulan dari Kabupaten Klaten yang ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten, yakni batik, lurik, konveksi, tembakau asepan dan rajangan, mebel, keramik, dan logam.
Penetapan produk unggulan ini berdasarkan Keputusan Bupati Klaten bernomor 050/84 Tahun 2016.
Berikut ini macam-macam produk unggulan dari Kabupaten Klaten beserta wilayahnya.
- Batik berada di Kecamatan Bayat, Kalikotes, dan Kemalang.
- Lurik berada di Kecamatan Cawas, Bayat, Trucuk, Pedan, dan Karangdowo.
- Konveksi berada di Kecamatan Wedi, Pedon, Ngawen, Ceper, dan Klaten Selatan.
- Tembakau asepan dan rajangan berada di Kecamatan Trucuk, Wedi, Gantiwarno, Kebonarum, Jagonalan, Ngawen, Ceper, Pedan, Karanganom, dan Jatinom.
- Payung Kertas berada di Kecamatan Juwiring
- Mebel berada di Kecamatan Trucuk, Cawas, dan Juwiring.
- Keramik berada di Kecamatan Wedi dan Bayat.
- Logam berada di Kecamatan Ceper.
- Karung Goni berada di Kecamatan Delanggu.
4. Jalan Raya Jogja-Solo
Kabupaten Klaten dilintasi Jalan Raya Jogja-Solo sebagai jalan utama yang membuat wilayah ini selalu ramai dengan kendaraan yang akan menuju ke Yogyakarta ataupun ke Solo.
Jarak Klaten ke Yogya sekitar 39,4 km, sedangkan jarak Klaten ke Solo sekitar 38,3 km. Jalur ini kerap terjadi kemacetan, terutama di musim lebaran maupun liburan. Terlebih, jalan tersebut juga merupakan akses menuju kawasan wisata Candi Prambanan.
5. Tradisi Sebar Apem (Yaqowiyu)
Tradisi Sebar Apem merupakan festival tradisi yang diadakan di Jatinom, Klaten, setiap bulan Sapar (bulan kedua dalam penangggalan Jawa). Apem sendiri merupakan kue berbentuk bundar yang terbuat dari tepung beras.
Dalam pelaksanaan tradisi tersebut ribuan apem akan disebarkan ke warga yang saling memperebutkan. Apem akan disebarkan dari panggung permanen di selatan masjid yang berlokasi di kompleks pemakaman Ki Ageng Gribig (yang dipercaya merupakan keturunan dari Prabu Brawijaya). Masyarakat percaya bahwa apem tersebut membawa kesejahteraan bagi yang berhasil mendapatkannya.
Nama "Yaqowiyu" sendiri berasal dari penyingkatan bacaan doa bagian akhir dalam bahasa Arab sebelum apem dibagikan: yaa qowiyyu, yaa aziz, qowwina wal muslimiin, yaa qowiyyu warzuqna wal muslimiin, yang merupakan doa memohon kekuatan.
Referensi:
- “Kabupaten Klaten” Wikipedia, Ensiklopedia Bebas. Wikipedia, Ensiklopedia Bebas, 4 Jun. 2025. Web. Diakses pada: 21 Juni 2025.
- “6 Fakta Klaten, "Kota Seribu Candi" yang Terletak antara Solo dan Yogyakarta ” Kompas.com. 26 Feb. 2022. Web. Diakses pada: 19 Juni 2025.
- “6 Fakta Menarik Klaten, Punya Tradisi Unik dan Candi Buddha Terbesar Kedua di Jawa Tengah” Liputan 6. 21 Jul. 2021. Web. Diakses pada: 19 Juni 2025.
- “Yaqowiyu” Wikipedia, Ensiklopedia Bebas. Wikipedia, Ensiklopedia Bebas, 2 Feb. 2023. Web. Diakses pada: 20 Juni 2025.
0 Komentar